Senin, 16 September 2013

ASAL USUL SUNAN AMPEL


sunan ampel,http://pakettourwalisongo.blogspot.com/, 0858 5549 4440
 Kenalkah anda dengan Bukhara ? Bukhara ini terletak di Semarqand. Seajak dahulu daerah yang disebut Bukhara. Sejak dshulu daerah yang di sebutbukhara. Bukhara ini terletak di samarqand. Sejak dahulu daerah samarqand di kenal sebagai daerah Islam yang menolerkan ulama-ulama besar seperti sajarah hadist terkenal yaitu Imam Bukhari yaitu mashur sebagai pewaris hadist sahih.
         Di Samarqand ini adalah seorang ulama besar bernama Syekh jamalludin jumadil kurba, seorang Ahlusunnah bermahzab Syafi’i, beliau mempunyai seorang putra bernama Ibrahim.Karena berasal dari samarqand maka Ibrahim kemudian mendapat tambahan Samarqandi. Orang Jawa sangat sukar mengucapkan Samarqan di maka mereka hanya menyebutnya sebagai Syekh Ibrahim Asmarakandi.
          Syekh Ibrahim Asmarkandi ini di perintahkan oleh ayahnya yaitu Syekh Jamalludin Jumadil Kubra untuk berda’wa ke negara-negara Asia.Perintah ini di laksanakan,dan beliau kemudian di ambil menantu oleh raja Cempa, di jodohkan dengan putri raja Cempa yang bernama Dewi Candrawulan.
             Negeri Cempa ini menurut sebagai ahli sejarah terletak Muangthai. Dari perkawinanya dengan Dewi Candrawulan maka Ibrahim Asmarakandi mendapat dua orang putra yaitu Sayyid Ali Rahmatullah dan Sayyid Ali Murtadho.Sedangkan adik Dewi Candrawulan yang bernama Dewi Dwarawati di peristri oleh Prabu Brawijaya Majapahit. Dan Demikian keduanya adalah keponakan Ratu Majapahit dan tergolong putra bangsawan kerajaan pada waktu itu mendapat gelar Rahadian atau Bangsawan atau pangeran kerajaan.  Para Pangeran atau Bangsawan kerajaan pada waktu itu mendapat gelar Rahadian yang artinya Tuanku, dalam proses selanjutnya sebutan ini cukup di persingkat menjadi Raden.
             Raja majapahit sangat senang mendapat istri dari negri Cempa yang wajahnya dan kepribadiannnya sangat memikat hati. Sehingga istri-istri lainya di ceraikan, banyak yang di berikan kepada para Adipatinya yang tersebar di seluruh Nusantara. Salah satu contoh adalah istri yang bernama Dewi Kian, seorang putri Cina yang di berikan kepada adipati Ario Damar di Palembang.
            Ketika Dewi Kian di ceraikan dan berikan kepada Ario Damar saat itu sedang hamil tiga bulan. Ario Damar tidak di perkenankan menggauli putri Cina itu sampai si jabang bayi terlahir ke dunia. Bayi dari rahim Dewi Kian itulah yang nantinya bernama Raden Hasan atau lebih terkenal dengan nama Raden Patah, salah seorang murid sunan Ampel yang menjadi Raja di Demak Bintoro.asal usul wali songo
            Kerajaan Majapahit sesudah di tinggal Mahapati Gajah Mada dan Prabu Hayam Wuruk mengalami ke munduran drastis. Kerajaan terpecah bela karna terjadinya perang saudara , dan para adipati banyak yang tak loyal lagi kepada keturunan Prabu Hayam Wuruk yaitu Prabu Brawijaya kartabhumi.
               Pajak dan upeti kerajaan tak banyak yang sampai ke istana Majapahit. Lebih sering di nikmati oleh para adipati itu sendiri. Hal ini membuat sang Prabu bersedih hati. Lebih-lebih lagi dengan adanya kebiasaan buruk kaum bangsawan dan para pangeran yang suk berpesta pora dan mai judi serta mabuk-mabukan. Prabu Brawijaya sadar betul bila kebiasaan semacam itu di teruskan negara akan menjadi lemah dan jika negara sudah kehilangan kekuatan betapa mudahnya bagi musuh untuk menghancurkan Majapahit Raya.
            Ratu Dwarawati, yaitu istri Prabu Brawijaya mengetahui kerisawan hati suaminya. Dengan memberanikan diri dia mengajukan pendapat kepada suaminya. “ saya mempunyai seorang keponakan yang ahli mendidik dalam hal mengatasi kemrosotan budi pekerti,“ kata ratu Dwarawati.
                “ betulkah? “ tanya sang Prabu. “ya, namanya Sayyid Ali Rahmatullah, putra dari kanda Dewi Candra Wulan di negri Cempa. Bila kanda berkenan saya akan minta ramanda di Cempa untuk mendatangi Ali Rahmatullah ke Majapahit ini.“.
“ tentu saja aku merasa senang bila rama Prabu di Cempa bersedia mengirimkan Sayyid Ali Rahmatullah kemajahpahit ini. Kata Raja Brabiwijaya.asal usul sunan gresik
Ke Tanah Jawa
Maka pada suatu hari di berangkatlah utusan dari majapahit ke negri Cempa untuk meminta Sayyid Ali Rahmatullah datang ke majapahit. Kedatang utusan majapahit di sambut gembira oleh raja Cempa, dan Raja Cempa tidak keberatan meleapas cucunya ke majapahit untuk meluaskan pengalamanya.
                Ke brangkatan Sayyid Ali Rahmatullah ke tanah jawa tidak sendirian. Ia di temani oleh ayah dan kakaknya. Sebagaimana di sebutastkan di , ayah Sayyid Ali Rahmatullah adalah Syekh  Maulana Ibrahim Asmarakandi dan kakaknya barnama Sayyid Ali Murtadho. Dinduga meraka tidak langsung ke majapahit, melainkan mendarat di Tuban. Tetapi di Tuban,tepatnya di desa Gesikharjo, Syekh Maulana Ibrahim Asmarakandi jatuh sakit dan meninggal dunia, beliau di makamkan d desa tersebut yang masih termasuk kecematan Palang kabepaten Tuban.
                Sayyid Murtadho kemudian meneruskan perjalan , beliau berda’wah keliling ke daerah Nusatenggara, Madura sampai ke Bima. Di sana beliau mendapat sebutan Raja Pandita Bima, dan akhirnya berda’wah di Gersik mendapat sebutan Raden santri, beliau wafat dan di makamkan di Gresik Sayyid Ali Rahmatullah meneruskan perjalana ke maja pahit menghadapi Prabu Brawijaya sesuai permintaan Ratu Dwarawati.
                Kapal layar yang di tumpanginya mendarat di pelabuhan Cangguh. kedatanganya di sambut dengan suka cita oleh Prabu Kertabumi. Lebih-lebih lagi Ratu Dwarawati bibinya sendiri, wanita itu memeluknya erat-erat, seolah sedang memeluk kakak perempuanya yang berada di istana kerajaan Cempa. Wajah keponakanya itu memang mirip dengan kakak perempuannya nanda Rahmatullah, bersediakah engkau memberikan pelajaran atau mendidik kaum bangsawan dan rakyat majapahit agar mempunyai budi pekerti mulia tanya sang Prabu setellah Sayyid Rahmatullah beristri rahat melepas lelah. dengan sikap yang sopan dan tutur kata halus Sayyid Ali Rahmatullah menjawab.“dengan senang hati gusti Praburu, saya akan berusaha sekuat-kuatnya  untuk mencurahkan kemampuan saya mendidik mereka. “
                “ bagus! “ sahud sang Prabu. “bila demikian kau akan ku beri hadiah sebidang tanah berikut bangunanya di surabaya. Di sanalah kau akan mendidik para bangsawan dan pangeran majaphit agar berbudi pekerti mulia. “
                “terima saya haturkan gusti Prabu, “ jawab Sayyid Ali Rahmatullah. Di sebutkan dalam literatur bahwa selanjutnya Sayyid Ali Rahmatullah menetap beberapa hari di istana majapahit dan di jodohkan dengan salah satu putri majapahit yang bernama Dewi Candrowati atau Nyai Ageng Manila. Dengan demikian Sayyid Ali Rahmatullah adalah salah seorang pangeran majapahit, karna dia adalah menantu Raja majapahit.
                 Semenjak Sayyid Ali Rahmatullah di ambil menantu raja Brawijaya maka beliau adalah anggota keluarga kerajaan majapahit atau salah seorang pangeran, para pangeran pada jaman dahulu di tandai dengan nama depa Rahadian atau Raden berarti Tuanku. Selajutnya beliau lebih di kenal dengan sebutan Raden Rahmat.

Untuk konsultasi Training Motivasi Di Malang, Outbound di Malang, Wisata Malang, Travel di Malang dan Hotel di Malang Jatim yang sesuai dengan kebutuhan tim Anda, Silahkan menghubungi office kami untuk informasi lebih lanjut:

1. Jl. Raya Pluit Utara 2B-Muara Karang, Jakarta Utara
Mobile: 081 334 664 876

2. Sidotopo Wetan Baru 49 Surabaya
Mobile: 0878 599 338 62

3. Jl.Bhima Sakti 16 Malang
No. Telp.  : (0341) 5425754
Mobile: 0858 5549 4440

Pin BB: 22D90C87
Facebook : http://facebook.com/outboundmalangraya
Email dan YM:  tips_indonesia2020@yahoo.co.id

Selasa, 09 Juli 2013

ASAL USUL SUNAN BONANG

Nama asli sunan bonang adalah raden makhdum ibrahim. ia merupakan putra sunan ampel dan dewi candrawati yang sering disebut nyai ageng manila. Sejak kecil, ia sudah diberi pelajaran agama islam secara tekun dan disiplin oleh ayahnya yang juga seorang anggota wali sanga. Dan, ini sudah bukan lagi rahasia lagi bahwa latihan para wali lebih berat dari pada orang biaya pada umumnya. Ia adalah calon wali terkemuka, maka Sunan Ampel mempersiapkan pendidikan sebaik mungkin sejak dini.Tour Wisata Walisongo di malang..

Cerita Kisah Asal Usul Sunan Bonang - Wali songo

Cerita sunan bonang, Suatu hari disebutkan bahwa raden makdum ibrahim dan raden paku sewaktu masih remaja meneruskan pelajaran agama islam hingga ke tanah seberang, yaitu negeri pasai, aceh. Keduanya menambah pengetahuan kepada ayah kandung sunan giri yang bernama Syekh maulana ishaq. Mereka juga belajar kepada para ulama besar yang menetap di negeri pasai, seperti para ulama tasawuf yang berasal dari baghdad, mesir, arab, persia atau iran.
Raden makdum ibrahim dan raden paku pulang ke jawa setelah belajar di negeri pasai. Raden paku kembali kembali ke gresik dengan mendirikan pesantren di giri sehingga terkenal sebagai sunan giri. Sementara itu, raden makdum ibrahim diperintahkan sunan ampel untuk berdakwah di Tuban. Dalam berdakwah, ia sering mempergunakan kesenian tradisional untuk menarik simpati rakyat, yaitu berupa seperangkat gamelan yang disebut bonang”Mau tour wisata di malang yang murah?

TEMBANG CIPTAAN SUNAN BONANG TOMBO ATI

Cerita sunan bonang, Di antara tembang raden makdum ibrahim yang terkenal, yaitu “Tamba ati iku lima ing wernane. kaping pisan maca qur an angen-angen sak maknane. Kaping pindho shalat wengi lakonono. Kaping telu wong kang saleh kancanana. kaping papat kudu wetheng ingkang luwe. Kaping lima dzikir wengi ingkang suwe. Sopo wonge bisa ngelakoni. Insya Allah gusti Allah nyembadani”
Adapun arti tembang tersebut adalah obat sakit jiwa (hati) itu ada lima jenisnya. Pertama, membaca al qur an direnungkan artinya. kedua, mengerjakan shalat malam (Sunnah Tahajjud). Ketiga, sering bersahabat dengan orang shalih (berilmu). Keempat, harus sering berprihatin (berpuasa). Kelima, sering berzikir mengingat Allah di waktu malam. Siapa saja mampu mengerjakannya. InsyaAllah dia akan mengambulkan.
Sekarang, lagu ini sering dilantunkan para santri ketike hendak shalat jamaah baik di pedesaan maupun di pesantren. Sebenarnya, para murid raden makdum ibhramim sangat banyak, baik itu mereka yang berada di Tuban, pulau bawean, jepara, maupun madura. Sebab, ia sering mempergunakan bonang dalam berdakwah, maka masyarakat memberinya gelar sunan bonang.  Tembang ciptaan Sunan Bonang semakin populer lagi sejak dinyanyikan oleh salah satu penyanyi religi dari Indonesia, yaitu Opick, jadi tidak hanya para santri saja yang tahu lagu itu, tapi juga masyarakat luas.
Pada masa hidupnya, Sunan bonang termasuk pendukung kerajaan islam demak dan ikut membantu mendirikan masjid agung demak di jawa tengah. Saat itu, ia lebih dikenal sebagai pemimpin bala tentara demak oleh masyarakat setempat. Ia juga memutuskan pengangkatan Sunan Ngudung, ayah sunan kudus, sebagai panglima tentang islam demak. Ketika sunan ngudung gugur, sunan bonang pula yang mengangkat sunan kudus sebagai panglima perang. Bahkan, ia pun memberikan nasihat yang berharga pada sunan kudus tentang strategi perang menghadapi majapahit.
Sunan bonang sangat memperhatikan ajaran islam, sehingga ia sering menunjukkan tata cara hidup yang baik agar orang islam menjalani kehidupan dengan kesungguhan dan kecintaan kepada Allah SWT. Para penganut islam haruskan menjalankan, seperti shalat, berpuasa, dan membayar zakat.  Selain itu, mereka juga harus menjauhi tiga musuk utama, yaitu dunia, hawa nafsu, dan setan. Untuk menghindari ketiga musuh itu, mereka dianjurkan untuk lebih banyak berdiam diri, bersikap renda hatih, dan tidak mudah putus asa, dan bersyukur atas nikmat Allah SWT. Sebaliknya, mereka harus menjauhi sikap dengki, sombong, serakah, serta gila pangkat dan kehormatan.

untuk tour informasi tour wali songo silahkan menghubungi :
1. Jl. Jati Murni Dalam No 26 Pejaten Pasar Minggu, Jakarta Selatan
 Mobile: 081 287 000 995
 2. Perumahan Deltasari Indah Blok : AY No.28 Waru Surabaya , Jatim, Indonesia
 Mobile: 085 755 059 965
3. Jl.Bhima Sakti 16 Malang
 No. Telp. : (0341) 582 032 / (0341) 5425754
 Pin BB: 22D90C87
 Email dan YM : tips_indonesia2020@yahoo.co.id


ASAL USUL SUNAN GRESIK

Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim (w. 1419 M/882 H) adalah nama salah seorang Walisongo, yang dianggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Ia dimakamkan di desa Gapurosukolilo, kota gresik, Jawa Timur.Tour Wisata Walisongo di malang..
ASAL KETURUNAN
Tidak terdapat bukti sejarah yang meyakinkan mengenai asal keturunan Maulana Malik Ibrahim, meskipun pada umumnya disepakati bahwa ia bukanlah orang Jawa asli. Sebutan Syekh Maghribi yang diberikan masyarakat kepadanya, kemungkinan menisbatkan asal keturunannya dari wilayah Arab Maghrib di Afrika Utara.
Babad Tanah Jawi versi J.J. Meinsma menyebutnya dengan nama Makhdum Ibrahim as-Samarqandy, yang mengikuti pengucapan lidah Jawa menjadi Syekh Ibrahim Asmarakandi. Ia memperkirakan bahwa Maulana Malik Ibrahim lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad 14.[1]
Dalam keterangannya pada buku The History of Java mengenai asal mula dan perkembangan kota Gresik, Raffles menyatakan bahwa menurut penuturan para penulis lokal, "Mulana Ibrahim, seorang Pandita terkenal berasal dari Arabia, keturunan dari Jenal Abidin, dan sepupu raja Chermen (sebuah negara Sabrang), telah menetap bersama para Mahomedans[2] lainnya di Desa Leran di Jang'gala".[3]Mau tour wisata di malang yang murah?
Namun demikian, kemungkinan pendapat yang terkuat adalah berdasarkan pembacaan J.P. Moquette atas baris kelima tulisan pada prasasti makamnya di desa Gapura Wetan, Gresik; yang mengindikasikan bahwa ia berasal dari Kashan, suatu tempat di Iran sekarang.[4]
Terdapat beberapa versi mengenai silsilah Maulana Malik Ibrahim. Ia pada umumnya dianggap merupakan keturunan Rasulullah SAW, melalui jalur keturunan Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja'far ash-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhammad al-Naqib, Isa ar-Rumi, Ahmad al-Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali' Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik (Ahmad Khan), Abdullah (al-Azhamat) Khan, Ahmad Syah Jalal, Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Akbar), dan Maulana Malik Ibrahim,[5][6][7][8] yang berarti ia adalah keturunan orang Hadrami yang berhijrah.
 PENYEBARAN AGAMA 
-->
Maulana Malik Ibrahim dianggap termasuk salah seorang yang pertama-tama menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, dan merupakan wali senior di antara para Walisongo lainnya.[9] Beberapa versi babad menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali ialah desa Sembalo, sekarang adalah daerah Leran, Kecamatan Manyar, yaitu 9 kilometer ke arah utara kota Gresik. Ia lalu mulai menyiarkan agama Islam di tanah Jawa bagian timur, dengan mendirikan mesjid pertama di desa Pasucinan, Manyar.
Makam Maulana Malik Ibrahim, desa Gapurosukolilo, Gresik, Jawa Timur
Pertama-tama yang dilakukannya ialah mendekati masyarakat melalui pergaulan. Budi bahasa yang ramah-tamah senantiasa diperlihatkannya di dalam pergaulan sehari-hari. Ia tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan hidup dari penduduk asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kabaikan yang dibawa oleh agama Islam. Berkat keramah-tamahannya, banyak masyarakat yang tertarik masuk ke dalam agama Islam.[10]
Sebagaimana yang dilakukan para wali awal lainnya, aktivitas pertama yang dilakukan Maulana Malik Ibrahim ialah berdagang. Ia berdagang di tempat pelabuhan terbuka, yang sekarang dinamakan desa Roomo, Manyar.[11] Perdagangan membuatnya dapat berinteraksi dengan masyarakat banyak, selain itu raja dan para bangsawan dapat pula turut serta dalam kegiatan perdagangan tersebut sebagai pelaku jual-beli, pemilik kapal atau pemodal.[12]
Setelah cukup mapan di masyarakat, Maulana Malik Ibrahim kemudian melakukan kunjungan ke ibukota Majapahit di Trowulan. Raja Majapahit meskipun tidak masuk Islam tetapi menerimanya dengan baik, bahkan memberikannya sebidang tanah di pinggiran kota Gresik. Wilayah itulah yang sekarang dikenal dengan nama desa Gapura. Cerita rakyat tersebut diduga mengandung unsur-unsur kebenaran; mengingat menurut Groeneveldt pada saat Maulana Malik Ibrahim hidup, di ibukota Majapahit telah banyak orang asing termasuk dari Asia Barat. [13]
Demikianlah, dalam rangka mempersiapkan kader untuk melanjutkan perjuangan menegakkan ajaran-ajaran Islam, Maulana Malik Ibrahim membuka pesantren-pesantren yang merupakan tempat mendidik pemuka agama Islam di masa selanjutnya. Hingga saat ini makamnya masih diziarahi orang-orang yang menghargai usahanya menyebarkan agama Islam berabad-abad yang silam. Setiap malam Jumat Legi, masyarakat setempat ramai berkunjung untuk berziarah. Ritual ziarah tahunan atau haul juga diadakan setiap tanggal 12 Rabi'ul Awwal, sesuai tanggal wafat pada prasasti makamnya. Pada acara haul biasa dilakukan khataman Al-Quran, mauludan (pembacaan riwayat Nabi Muhammad), dan dihidangkan makanan khas bubur harisah.[14]
LEGENDA RAKYAT
-->
Maulana Malik Ibrahim dianggap termasuk salah seorang yang pertama-tama menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, dan merupakan wali senior di antara para Walisongo lainnya.[9] Beberapa versi babad menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali ialah desa Sembalo, sekarang adalah daerah Leran, Kecamatan Manyar, yaitu 9 kilometer ke arah utara kota Gresik. Ia lalu mulai menyiarkan agama Islam di tanah Jawa bagian timur, dengan mendirikan mesjid pertama di desa Pasucinan, Manyar.
Makam Maulana Malik Ibrahim, desa Gapurosukolilo, Gresik, Jawa Timur
Pertama-tama yang dilakukannya ialah mendekati masyarakat melalui pergaulan. Budi bahasa yang ramah-tamah senantiasa diperlihatkannya di dalam pergaulan sehari-hari. Ia tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan hidup dari penduduk asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kabaikan yang dibawa oleh agama Islam. Berkat keramah-tamahannya, banyak masyarakat yang tertarik masuk ke dalam agama Islam.[10]
Sebagaimana yang dilakukan para wali awal lainnya, aktivitas pertama yang dilakukan Maulana Malik Ibrahim ialah berdagang. Ia berdagang di tempat pelabuhan terbuka, yang sekarang dinamakan desa Roomo, Manyar.[11] Perdagangan membuatnya dapat berinteraksi dengan masyarakat banyak, selain itu raja dan para bangsawan dapat pula turut serta dalam kegiatan perdagangan tersebut sebagai pelaku jual-beli, pemilik kapal atau pemodal.[12]
Setelah cukup mapan di masyarakat, Maulana Malik Ibrahim kemudian melakukan kunjungan ke ibukota Majapahit di Trowulan. Raja Majapahit meskipun tidak masuk Islam tetapi menerimanya dengan baik, bahkan memberikannya sebidang tanah di pinggiran kota Gresik. Wilayah itulah yang sekarang dikenal dengan nama desa Gapura. Cerita rakyat tersebut diduga mengandung unsur-unsur kebenaran; mengingat menurut Groeneveldt pada saat Maulana Malik Ibrahim hidup, di ibukota Majapahit telah banyak orang asing termasuk dari Asia Barat. [13]
Demikianlah, dalam rangka mempersiapkan kader untuk melanjutkan perjuangan menegakkan ajaran-ajaran Islam, Maulana Malik Ibrahim membuka pesantren-pesantren yang merupakan tempat mendidik pemuka agama Islam di masa selanjutnya. Hingga saat ini makamnya masih diziarahi orang-orang yang menghargai usahanya menyebarkan agama Islam berabad-abad yang silam. Setiap malam Jumat Legi, masyarakat setempat ramai berkunjung untuk berziarah. Ritual ziarah tahunan atau haul juga diadakan setiap tanggal 12 Rabi'ul Awwal, sesuai tanggal wafat pada prasasti makamnya. Pada acara haul biasa dilakukan khataman Al-Quran, mauludan (pembacaan riwayat Nabi Muhammad), dan dihidangkan makanan khas bubur harisah.[14]
WAFAT
Setelah selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, Syeh Maulana Malik Ibrahim wafat tahun 1419. Makamnya kini terdapat di desa Gapura, Gresik, Jawa Timur.
Inskripsi dalam bahasa Arab yang tertulis pada makamnya adalah sebagai berikut:
“              Ini adalah makam almarhum seorang yang dapat diharapkan mendapat pengampunan Allah dan yang mengharapkan kepada rahmat Tuhannya Yang Maha Luhur, guru para pangeran dan sebagai tongkat sekalian para sultan dan wazir, siraman bagi kaum fakir dan miskin. Yang berbahagia dan syahid penguasa dan urusan agama: Malik Ibrahim yang terkenal dengan kebaikannya. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya dan semoga menempatkannya di surga. Ia wafat pada hari Senin 12 Rabi'ul Awwal 822 Hijriah.  
Saat ini, jalan yang menuju ke makam tersebut diberi nama Jalan Malik Ibrahim. [15]

untuk tour informasi tour wali songo silahkan menghubungi :
1. Jl. Jati Murni Dalam No 26 Pejaten Pasar Minggu, Jakarta Selatan
 Mobile: 081 287 000 995
 2. Perumahan Deltasari Indah Blok : AY No.28 Waru Surabaya , Jatim, Indonesia
 Mobile: 085 755 059 965
 3. Jl.Bhima Sakti 16 Malang
 No. Telp. : (0341) 582 032 / (0341) 5425754
 Pin BB: 22D90C87
 Email dan YM : tips_indonesia2020@yahoo.co.id